Senin, 02 Desember 2013

ALIRAN-ALIRAN DALAM TEATER


ALIRAN-ALIRAN DALAM TEATER
a.Aliran klasik
            beberapa orang menentang aliran elizabeth, mereka membentuk aliran baru yang mereka beri nama aliran klasik, karena mengarah pada duka cerita yunani dan romawi.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1.      Materi berdasarkan motif yunani/romawi, baik dari segi cerita sejarah maupunn cerita klasik.
2.      Ditulis dalam bentuk sajak berirama.
3.      Aktingnya bergaya deklanasi.
4.      Laku statis, monolog sangat panjang untuk memberi kesempatan deklarasi yang berlebih-lebihan, akibatnya laku dramatis terlambat.
5.      Aliran ini tunduk pada trilogi aristoteles.
Tokoh-tokohnya:
-Piere corneille
-jean racine
-joost van de vandel
B.aliran romantik.
Aliran ini berkembang dan tumbuh pada abad ke-18, aliran ini sukar untuk memberi penjelasan secara umum, namun yang jelas drama romantik juga bertentangan dengan aliran drama klasik, mereka tidak mematuhi hukum-hukum drama yang tetap.
Ciri-ciri aliran romantik ini adalah:
1.      Kebebasan bentuk
2.      Isinya yang fantastis namun sering tidak logis.
3.      Materinya tentang bunuh-membunuh, teriakan-teriakan dalam gelap, korban pembunuhan yang hidup kembali, tokoh-tokohnya sentimental.
4.      Mementingkan keindahan bahasa atau bisa dikatakan putis-puitis.
5.      Dalam penyutradaraan segi visual ditonjolkan.
6.      Akting-aktingnya bernafsu bombastis, mimik wajah yang berlebih-lebihan.
Tokoh-tokoh aliran romantik ini adalah:
-victor hugo
-heindrich von kleist, dramanya “prinz friedrich von hamburg”
-Christian dietriech grabbe , dramanya”hanibal”.
C. aliran realisme
            Realisme pada umumnya adalah aliran seni yang berusaha untuk mencapai kenyataan dengan ilusi, tentu saja pengambaran kenyataan dalam sebuah seni belum pasti sama dengan yang nyata, kejadian yang sebenarnya terjadi bertahun-tahun namun digambarkan beberapa jam saja, harus berfantasi dan memilih isi-isi pokok-pokok yang penting, melalui karya seorang yang aliran realis mencapai pokok-pokok pada suatu kenyataan yang terjadi meski tidak terlihat seperti kenyataan, drama realis tidak hanya memberikan hiburan-hiburan melulu, tetapi membebaskan problem-problem suatu masa.
Realisme terbagi atas dua macam seperti:
-Realisme sosial
            Biasanya problem social dan phisikologis saling mempengaruhi dan jarang dipisahkan, namun dalam drama realistis masalah social dapat dipisahkan dari masalah phisikologis.
Ciri-cirinya:
1.Peran utama biasanya rakyat jelata.
2.aktingnya wajar seperti yang dilihat dalam hidup keseharian tidak patetis.
Realisme social sering disebut realisme murni atau naturalisme yang apa adanya, perbedaan keduanya yaitu realisme social bernada optimistis, namun dalam pengembangan drama realisme aliran naturalisme kehilangan pengaruhnya.
-realisme psikologis
Ciri-ciri aliran realisme psikologis yaitu:
1.pemain ditekankan pada peristiwa-peristiwa intern/unsur-unsur kejiwaan.
2.secara teknis segala perhatian di arahkan pada akting yang wajar dan tekanan intonasi yang tepat.
3.suasana digambarkan dengan mengunakan perlambang.
D.aliran ekspresionisme
            Ekspresionisme adalah seni menyatakan ekspresionisme dalam bentuk drama yang lahir sesudah masa peperangan dunia I, banyak mendapat pengaruh realisme, bersifat ekstrem atau lebih menantang, mementaskan khaos dengan kekosongan, hanya sedikit naskah yang tinggal, sangat berkembang dinegara-negara yang mengalami kehebatan perang dan revolusi seperti jerman dan rusia.
Ciri-cirinya
-pergantian adegan cepat
-pengunaan pentas yang ekstrim.
Fragmen-fragmen yang filis ( meniru gaya dan cara film) misalnya layar diproyeksikan seperti filem.
E. drama zaman kini.
            Tidak mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya penyutradaraan, terdapat empat aliran besar yang dipengaruhi oleh gaya atau aliran terdahulu.
1.      Ekspresionisme           :thorton wilder, arthur miller.
2.      Realisme                      :jean anouil
3.      Puitis romantik            : christoper fry , max frisch, garcia lorca, T.S.ebot
F.   aliran absurd: samuel becket, eugene ionesco, arthur adamov, friedrich durrentmatt, iwan  simatupang, dengan drama sebabaknya yang berjudul taman.
Aliran absurd ini sangat susah untuk memahaminya namun dialiran absurd ini banyak mengambarkan tentang orang-orang yang putus asa dan menunggu yang tidak pasti seperti dinaskah samuel becket yang judulnya menunggu godot.

6 komentar:

  1. makasi banyak infonya bg
    sangat-sangat dan sangat membantu

    BalasHapus
  2. Artikel yang menarik... semoga terus berkembang.... Saya ingin berbagi article tentang Wawancara dengan Albert Camus (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/08/wawancara-dengan-albert.html

    BalasHapus