ARSITEKTUR
TEATER
A.TEATER PRIMITIF
Lakon
ini berkembang pada kegiatan kultural tertua dari manusia yang mula-mula
dilaksanakan dengan tujuan kepercayaan (religi), tempat pelaksaannya selalu
bergantung pada keadaan alamiah saat itu, dialam terbuka dan kemudian orang
barulah meelakukan kompleks candi dan tempat dewanya bersemayam dan disembah.
B.TEATER YUNANI
Lakon yunani kuno bersumber pada pemujaan dewa
dionysos, tempat pertunjukan melingkar, masehi berkembanglah diyunani kehidupan
kultural yang gemilang yaitu abad ke emasan bagi apa yang disebut klasik dan
sekaligus merupakn titik tolak bagi sejarah teater barat.
C.TEATER ROMAWI
Bangsa
romawi mengoper bentuk teaternya dari bangsa Yunani dengan mengadakan
perubahan-perubahan sepanjang sejarah yang mengarah pada perkembangan bangunan
teater masa kini. Teater di Roma bukan merupakan peristiwa religi,melainkan digunakan
sebagai hiburan. Tukang-tukang sulap dan badut-badut melawat ke seluruh
daerah,yang akhirnya memerlukan suatu tempat tertentu.
Pada
teater Romawi sebagian besar dari orchestra digunakan untuk ruang penonton,
sedangkan lakon dimainkan di tempat yang merupakan kesatuan dengan latar
belakang. Latar belakang ini terdiri atas bangunan yang lebih besar dan mewah
di bandingkan dengan teater Yunani. Pentas terlindung oleh atap,sedangkan pada
saat cuaca buruk penonton bisa terlindung di atasnya.
D.TEATER ABAD PERTENGAHAN
Konstruksinya
sangat primitif (teater kereta)dan bisa lebih luas dan mewah (teater simultan).
Secara sederhana teater bisa di pasang atau dibongkar,dibawa kesana kemari oleh
kelompok orang yang mengembara dari kota satu ke kota lainya, model pentasnya
bisa di ubeah-ubah disesuaikan dengan lakon yang dimainkan, penonton berdiri
pada tia perempat lingkaran pentas yang biasanya ditempatkan diatas lingkaran
pentas biasanya ditempatkan dalam kereta, pemain bermain didepann tirai dan
berganti kostum dibelakang kereta.
TEATER NON PROCENIUM
Di teater procenium terdapat pemisahan penonton
dengan yang ditonton, maka pada teater non procenium antara penonton dengan
yang ditonton tidak dipisahkan atau tidak dikasih batasan. Seperti dibawah ini
ada macam-macam bentuk pentas non procenium:
PENTAS ARENA
Daerah pemain ditengah sedangkan penonton berada
berkeliling atau yang dinamakan orang pentas sentral atau pentas bundar (
theater in the round , ring teater), pentas sirkus dan sebagainya, atau yang
lebih tepat nya bahwa pentas berada ditengah-tengah penonton, pemberian nama
atas kontruksi teater ini terletak pada penempatan penonton seperti halnya
dengan pentas-pentas atau arena yang berbentuk tapal kuda.
Lakon
teater seluruh dunia myla-mula muncul pada teater terbuka ini adalah tempat
lahirnya lakon, sedang kan teater procenium tempat lahirnya dekorasi yang
terbuka, seni budaya modren terutama arsitektur menunjukan arah kontruksi yang
lebih terbuka dan pengunaan ruang lebih fungsional, seniman-seniman teater
sering mengkombinasikan pementasan procenium dan non procenium untuk
karya-karya mereka, tempat ini tidak tergantung untuk tempat-tempat khusus
teater tapi ditempat manapun dan apapun bisa juga tidak memerlukan jumlah
penonton yang banyak, karena kapasitas penonton yang banyak akan menghilangkan
tata keindahan pentas arena.
TIRAI DEPAN
Fungsi
tirai depan adalah tempat memisahkan penonton dan tempat bermain, dari sudut
perlakonan adalah untuk menunjukkan awal dan ahkir suatu babak, lakon pada
pentas non procenium tugas ini di oper oleh tata sinar cahaya yang mewujudkan
gelap dan terang pada pentas ( fade in dan fade out).
MEKANIK PENTAS
Seni
pertunjukan modren meminta syarat yang banyak dan sarana yang banyak serta
kekosongan tontonan adalah tabu bagi teater dan hal ini bisa membuat penonton
menjadi gelisah untuk menanti repertoar yang berikutnya bahkan akan menimbulkan
problem sperti halnya: bagaimana cara merubah dan menganti dekorasi pentas
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, sehingga penonton tidak menyisipkan
acara-acara selingan antara babak satu dengan babak yang selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar