Senin, 02 Desember 2013

ARSITEKTUR TEATER


ARSITEKTUR TEATER
A.TEATER PRIMITIF
            Lakon ini berkembang pada kegiatan kultural tertua dari manusia yang mula-mula dilaksanakan dengan tujuan kepercayaan (religi), tempat pelaksaannya selalu bergantung pada keadaan alamiah saat itu, dialam terbuka dan kemudian orang barulah meelakukan kompleks candi dan tempat dewanya bersemayam dan disembah.
B.TEATER YUNANI
Lakon yunani kuno bersumber pada pemujaan dewa dionysos, tempat pertunjukan melingkar, masehi berkembanglah diyunani kehidupan kultural yang gemilang yaitu abad ke emasan bagi apa yang disebut klasik dan sekaligus merupakn titik tolak bagi sejarah teater barat.
C.TEATER ROMAWI
            Bangsa romawi mengoper bentuk teaternya dari bangsa Yunani dengan mengadakan perubahan-perubahan sepanjang sejarah yang mengarah pada perkembangan bangunan teater masa kini. Teater di Roma bukan merupakan peristiwa religi,melainkan digunakan sebagai hiburan. Tukang-tukang sulap dan badut-badut melawat ke seluruh daerah,yang akhirnya memerlukan suatu tempat tertentu.
            Pada teater Romawi sebagian besar dari orchestra digunakan untuk ruang penonton, sedangkan lakon dimainkan di tempat yang merupakan kesatuan dengan latar belakang. Latar belakang ini terdiri atas bangunan yang lebih besar dan mewah di bandingkan dengan teater Yunani. Pentas terlindung oleh atap,sedangkan pada saat cuaca buruk penonton bisa terlindung di atasnya.
D.TEATER ABAD PERTENGAHAN
            Konstruksinya sangat primitif (teater kereta)dan bisa lebih luas dan mewah (teater simultan). Secara sederhana teater bisa di pasang atau dibongkar,dibawa kesana kemari oleh kelompok orang yang mengembara dari kota satu ke kota lainya, model pentasnya bisa di ubeah-ubah disesuaikan dengan lakon yang dimainkan, penonton berdiri pada tia perempat lingkaran pentas yang biasanya ditempatkan diatas lingkaran pentas biasanya ditempatkan dalam kereta, pemain bermain didepann tirai dan berganti kostum dibelakang kereta.


TEATER NON PROCENIUM
Di teater procenium terdapat pemisahan penonton dengan yang ditonton, maka pada teater non procenium antara penonton dengan yang ditonton tidak dipisahkan atau tidak dikasih batasan. Seperti dibawah ini ada macam-macam bentuk pentas non procenium:
PENTAS ARENA
Daerah pemain ditengah sedangkan penonton berada berkeliling atau yang dinamakan orang pentas sentral atau pentas bundar ( theater in the round , ring teater), pentas sirkus dan sebagainya, atau yang lebih tepat nya bahwa pentas berada ditengah-tengah penonton, pemberian nama atas kontruksi teater ini terletak pada penempatan penonton seperti halnya dengan pentas-pentas atau arena yang berbentuk tapal kuda.
            Lakon teater seluruh dunia myla-mula muncul pada teater terbuka ini adalah tempat lahirnya lakon, sedang kan teater procenium tempat lahirnya dekorasi yang terbuka, seni budaya modren terutama arsitektur menunjukan arah kontruksi yang lebih terbuka dan pengunaan ruang lebih fungsional, seniman-seniman teater sering mengkombinasikan pementasan procenium dan non procenium untuk karya-karya mereka, tempat ini tidak tergantung untuk tempat-tempat khusus teater tapi ditempat manapun dan apapun bisa juga tidak memerlukan jumlah penonton yang banyak, karena kapasitas penonton yang banyak akan menghilangkan tata keindahan pentas arena.
TIRAI DEPAN
            Fungsi tirai depan adalah tempat memisahkan penonton dan tempat bermain, dari sudut perlakonan adalah untuk menunjukkan awal dan ahkir suatu babak, lakon pada pentas non procenium tugas ini di oper oleh tata sinar cahaya yang mewujudkan gelap dan terang pada pentas ( fade in dan fade out).
MEKANIK PENTAS
            Seni pertunjukan modren meminta syarat yang banyak dan sarana yang banyak serta kekosongan tontonan adalah tabu bagi teater dan hal ini bisa membuat penonton menjadi gelisah untuk menanti repertoar yang berikutnya bahkan akan menimbulkan problem sperti halnya: bagaimana cara merubah dan menganti dekorasi pentas dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, sehingga penonton tidak menyisipkan acara-acara selingan antara babak satu dengan babak yang selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar