AKTOR SEBAGAI PENCIPTA
Dalam menemukan seni berperan ,
aktor menemukan dua masalah yang harus dipecahkan yaitu:
-tujuan akting: tujuan menentukan ikthiar atau usaha
yang akan dijalankan.
-metode akting: bagaimana melaksanakan ikhtiar itu.
1. Ada dua teori tentang akting:
a. Teori
ilusi/khayalan.
Tujuan pokok akting ialah
menciptakan ilusi atau khayalan, gaya tarik dalam teater atau drama adalah
penonton pada waktu melihat menjadi lupa bahwa mereka melihat permaian.
Misalnya peran polisi harus dimainkan sedemikian rupa, sehingga mampu
memperdayakan pikiran penonton atau bisa dikatak mensugesti penonton dan
membuat penonton seakan-akan melihat polisi yang sesunguhnya.
b. Teori
interprestasi atau penafsiran
Aktor tidak bersuha untuk menipu penonton tujuan
aktor bukanlah mewujudkan emosi melainkan mempertunjukan pada kita atau
penonton kenyataan dibalik persamaan rupa, tujuan aktor ialah menafsirkan
perwatakan serta memberikan interprestasi dan motivasi pada penonton.
2. ada dua aliran tentang metode akting.
a.aliran emosional
aliran
ini mendasarkan metode aktingnya atas emosi , orang yang mengekstraved lebih
cocok untuk emosi, dia disebut sebagai aktor yang liris/menyatakan dirinya
dengan perasaan, dalam dirinya emosi yang kuat dominan yang menonjol.
b.aliran intelektual
aliran
ini berpendapat bahwa akting harus didasarkan atau dikontruksikan atas suatu
kecerdasan(intelek). Emosi adalah suatu yang tidak bisa dipercaya, aktor harus
berpikir pertama-tama perihal akalnya, kemudian harus mampu mengingat ingat dan
mengulanginya dan harus lebih teknis dalam sebuah akting misalnya:
“mau membunuh seorang dalam pentas tidaklah cukup
dengan memakai metode the transfer of emotional, secara tekni harus tau bahwa
waktu mengerakkan kaki tangan, mulut, mata, hidung dan lain-lainnya, penonton
merasakan sesuatu yang meningkat dalam seluruh tubuhnya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar