Senin, 02 Desember 2013

AKTOR SEBAGAI PENCIPTA


AKTOR SEBAGAI PENCIPTA
Dalam menemukan seni berperan , aktor menemukan dua masalah yang harus dipecahkan yaitu:
-tujuan akting: tujuan menentukan ikthiar atau usaha yang akan dijalankan.
-metode akting: bagaimana melaksanakan ikhtiar itu.
1. Ada dua teori tentang akting:
a.       Teori ilusi/khayalan.
Tujuan pokok akting ialah menciptakan ilusi atau khayalan, gaya tarik dalam teater atau drama adalah penonton pada waktu melihat menjadi lupa bahwa mereka melihat permaian. Misalnya peran polisi harus dimainkan sedemikian rupa, sehingga mampu memperdayakan pikiran penonton atau bisa dikatak mensugesti penonton dan membuat penonton seakan-akan melihat polisi yang sesunguhnya.
b.      Teori interprestasi atau penafsiran
Aktor tidak bersuha untuk menipu penonton tujuan aktor bukanlah mewujudkan emosi melainkan mempertunjukan pada kita atau penonton kenyataan dibalik persamaan rupa, tujuan aktor ialah menafsirkan perwatakan serta memberikan interprestasi dan motivasi pada penonton.
2. ada dua aliran tentang metode akting.
a.aliran emosional
            aliran ini mendasarkan metode aktingnya atas emosi , orang yang mengekstraved lebih cocok untuk emosi, dia disebut sebagai aktor yang liris/menyatakan dirinya dengan perasaan, dalam dirinya emosi yang kuat dominan yang menonjol.
b.aliran intelektual
            aliran ini berpendapat bahwa akting harus didasarkan atau dikontruksikan atas suatu kecerdasan(intelek). Emosi adalah suatu yang tidak bisa dipercaya, aktor harus berpikir pertama-tama perihal akalnya, kemudian harus mampu mengingat ingat dan mengulanginya dan harus lebih teknis dalam sebuah akting misalnya:
“mau membunuh seorang dalam pentas tidaklah cukup dengan memakai metode the transfer of emotional, secara tekni harus tau bahwa waktu mengerakkan kaki tangan, mulut, mata, hidung dan lain-lainnya, penonton merasakan sesuatu yang meningkat dalam seluruh tubuhnya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar