Senin, 02 Desember 2013

FOKLORE


FOKLORE
            Foklore merupakan sebuah cerita-cerita rakyat yang berkembang dan tumbuh disuatu daerah tertentu, dan didalam foklore banyak mengandung sastra-satra lisan lama, mengandung mitos-mitos kekuatan spritual yang diluar kemampuan manusia biasa, msialnya foklore gasiang tangkurak yang akan dibahas dibawah ini:
Gasiang Tangkurak biasanya digunakan untuk membalas dendam. Seseorang datang kepada dukun untuk menyakiti seseorang dengan sejumlah bayaran. Ukuran harga yang lazim digunakan adalah emas. Sebagai syarat pengobatan, biasanya dukun meminta emas dalam jumlah tertenti sebagi tanda, bukan upah. Tanda ini akan dikembalikan jika dukun gagal menjalankan tugasnya. Tetapi jika berhasil, maka tanda ini diambil dan pemesan harus menambahnya dengan uang jasa.
Sesuai dengan namanya, bahan utama gasiang tangkurak ini adalah tengkorak manusia yang sudah meninggal. Gasiang ini hanya bisa dibuat oleh orang yang memiliki ilmu batin tertentu. Pada beberapa daerah, tengkorak yang biasa digunakan adalah tengkorak dari seseorang yang mati berdarah. Di daerah tambin ijuk ini tangkurak yang digunakan yaitu tangkurak dari bayi yang lahir tanpa ayahdan dibuang oleh ibunya. Bayi itu dibawa kesuatu tempat, kemudian kepalanya dipancung. Tengkorak yang masih berdarah itulah yang dijadikan bahan untuk gasiang tangkurak.
Bagian tengkorak yang digunakan adalah pada bagian jidad, karena dipercaya pada bagian inilah terletak kekuatan magis manusia yang meninggal. Saat menggambil tengkorak mayat, dukun membaca mantra khusus sambil menyebut nama si mayat. Ukuran tengkorak yang diambil kira-kira 2 x 4 cm. Menurut pengakuan Munir, Sutan Bandaro, saat diambil, jidat itu dilubangi dua buah di bagian tengahnya,kemudian pada lubang itu dimasukkan benang picono atau benang tujuh ragam, kemudian gasiang itu dimainkan sampai putus dan gasiang terbang pada korban Dukun ini bekerja dalam waktu tujuh hari,dan selama itu si pemesan harus memperhatikan gerak-gerik korban, jika korban sudah mulai menyanyi-nyayi atau mengucapkan kata yang sama dengan dukun, maka berhasil. Mantra atau sastra lisan yang mencermikan mitos yang mereka nyanyikan disaat ritual berlangsung seperti dibawah ini:


Indak kayu, janjang dikapiang
Asa kan dapek urang den cinto
Iyo tangkurak, namonyo gasiang
Pai disuruah nan disarayo


Gasiang batali jo kain kapan
Di patang kamih,malam jumaik
Gasiang tangkurak nan den nyanyikan
Putuihlah gasiang, putuih makripaik

Lah manggabubu asok kaumayan
Urang di dunia banyak kiramaik
Tolong...tolong lah jihin, si rajo awan

Gasiang tangkurak baoklah pasan
Jikok lalok,tolong jagokan
Jikok tagak, suruah bajalan
Di siko kini,denai nantikan

Tolonglah japuik, japuik tabao
Suruahnyo sujuik dikaki denai
Jikok tak namuah, tanggang matonyo
Tanggang salero, bianyo rasai

Datang sijundai bianyo gilo
Siang jo malam nyo cari denai
Baru,,..baru lah sanang sikiro-kiro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar