FOKLORE
Foklore
merupakan sebuah cerita-cerita rakyat yang berkembang dan tumbuh disuatu daerah
tertentu, dan didalam foklore banyak mengandung sastra-satra lisan lama, mengandung
mitos-mitos kekuatan spritual yang diluar kemampuan manusia biasa, msialnya
foklore gasiang tangkurak yang akan dibahas dibawah ini:
Gasiang Tangkurak biasanya
digunakan untuk membalas dendam. Seseorang datang kepada dukun untuk menyakiti
seseorang dengan sejumlah bayaran. Ukuran harga yang lazim digunakan adalah
emas. Sebagai syarat pengobatan, biasanya dukun meminta emas dalam jumlah
tertenti sebagi tanda, bukan upah. Tanda ini akan dikembalikan jika dukun gagal
menjalankan tugasnya. Tetapi jika berhasil, maka tanda ini diambil dan pemesan
harus menambahnya dengan uang jasa.
Sesuai dengan namanya, bahan utama
gasiang tangkurak ini adalah tengkorak manusia yang sudah meninggal. Gasiang
ini hanya bisa dibuat oleh orang yang memiliki ilmu batin tertentu. Pada
beberapa daerah, tengkorak yang biasa digunakan adalah tengkorak dari seseorang
yang mati berdarah. Di daerah tambin ijuk ini tangkurak yang digunakan yaitu
tangkurak dari bayi yang lahir tanpa ayahdan dibuang oleh ibunya. Bayi itu
dibawa kesuatu tempat, kemudian kepalanya dipancung. Tengkorak yang masih
berdarah itulah yang dijadikan bahan untuk gasiang tangkurak.
Bagian tengkorak yang digunakan
adalah pada bagian jidad, karena dipercaya pada bagian inilah terletak kekuatan
magis manusia yang meninggal. Saat menggambil tengkorak mayat, dukun membaca
mantra khusus sambil menyebut nama si mayat. Ukuran tengkorak yang diambil
kira-kira 2 x 4 cm. Menurut pengakuan Munir, Sutan Bandaro, saat diambil, jidat
itu dilubangi dua buah di bagian tengahnya,kemudian pada lubang itu dimasukkan
benang picono atau benang tujuh ragam, kemudian gasiang itu dimainkan sampai
putus dan gasiang terbang pada korban Dukun ini bekerja dalam waktu tujuh
hari,dan selama itu si pemesan harus memperhatikan gerak-gerik korban, jika
korban sudah mulai menyanyi-nyayi atau mengucapkan kata yang sama dengan dukun,
maka berhasil. Mantra atau sastra lisan yang mencermikan mitos yang mereka nyanyikan
disaat ritual berlangsung seperti dibawah ini:
Indak kayu, janjang dikapiang
Asa kan dapek
urang den cinto
Iyo tangkurak,
namonyo gasiang
Pai disuruah nan
disarayo
Gasiang batali
jo kain kapan
Di patang
kamih,malam jumaik
Gasiang
tangkurak nan den nyanyikan
Putuihlah
gasiang, putuih makripaik
Lah manggabubu
asok kaumayan
Urang di dunia
banyak kiramaik
Tolong...tolong
lah jihin, si rajo awan
Gasiang
tangkurak baoklah pasan
Jikok
lalok,tolong jagokan
Jikok tagak,
suruah bajalan
Di siko
kini,denai nantikan
Tolonglah
japuik, japuik tabao
Suruahnyo sujuik
dikaki denai
Jikok tak
namuah, tanggang matonyo
Tanggang salero,
bianyo rasai
Datang sijundai
bianyo gilo
Siang jo malam
nyo cari denai
Baru,,..baru lah sanang sikiro-kiro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar