ALIRAN-ALIRAN
DALAM TEATER
a.Aliran klasik
beberapa
orang menentang aliran elizabeth, mereka membentuk aliran baru yang mereka beri
nama aliran klasik, karena mengarah pada duka cerita yunani dan romawi.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Materi
berdasarkan motif yunani/romawi, baik dari segi cerita sejarah maupunn cerita
klasik.
2. Ditulis
dalam bentuk sajak berirama.
3. Aktingnya
bergaya deklanasi.
4. Laku
statis, monolog sangat panjang untuk memberi kesempatan deklarasi yang
berlebih-lebihan, akibatnya laku dramatis terlambat.
5. Aliran
ini tunduk pada trilogi aristoteles.
Tokoh-tokohnya:
-Piere corneille
-jean racine
-joost van de vandel
B.aliran romantik.
Aliran ini berkembang dan tumbuh pada abad ke-18,
aliran ini sukar untuk memberi penjelasan secara umum, namun yang jelas drama
romantik juga bertentangan dengan aliran drama klasik, mereka tidak mematuhi
hukum-hukum drama yang tetap.
Ciri-ciri aliran romantik ini adalah:
1. Kebebasan
bentuk
2. Isinya
yang fantastis namun sering tidak logis.
3. Materinya
tentang bunuh-membunuh, teriakan-teriakan dalam gelap, korban pembunuhan yang
hidup kembali, tokoh-tokohnya sentimental.
4. Mementingkan
keindahan bahasa atau bisa dikatakan putis-puitis.
5. Dalam
penyutradaraan segi visual ditonjolkan.
6. Akting-aktingnya
bernafsu bombastis, mimik wajah yang berlebih-lebihan.
Tokoh-tokoh aliran romantik ini adalah:
-victor hugo
-heindrich von kleist, dramanya “prinz friedrich von
hamburg”
-Christian dietriech grabbe , dramanya”hanibal”.
C. aliran realisme
Realisme
pada umumnya adalah aliran seni yang berusaha untuk mencapai kenyataan dengan
ilusi, tentu saja pengambaran kenyataan dalam sebuah seni belum pasti sama
dengan yang nyata, kejadian yang sebenarnya terjadi bertahun-tahun namun
digambarkan beberapa jam saja, harus berfantasi dan memilih isi-isi pokok-pokok
yang penting, melalui karya seorang yang aliran realis mencapai pokok-pokok
pada suatu kenyataan yang terjadi meski tidak terlihat seperti kenyataan, drama
realis tidak hanya memberikan hiburan-hiburan melulu, tetapi membebaskan
problem-problem suatu masa.
Realisme terbagi atas dua macam seperti:
-Realisme sosial
Biasanya
problem social dan phisikologis saling mempengaruhi dan jarang dipisahkan,
namun dalam drama realistis masalah social dapat dipisahkan dari masalah
phisikologis.
Ciri-cirinya:
1.Peran utama biasanya rakyat jelata.
2.aktingnya wajar seperti yang dilihat dalam hidup
keseharian tidak patetis.
Realisme social sering disebut realisme murni atau
naturalisme yang apa adanya, perbedaan keduanya yaitu realisme social bernada
optimistis, namun dalam pengembangan drama realisme aliran naturalisme
kehilangan pengaruhnya.
-realisme psikologis
Ciri-ciri aliran realisme psikologis yaitu:
1.pemain ditekankan pada peristiwa-peristiwa
intern/unsur-unsur kejiwaan.
2.secara teknis segala perhatian di arahkan pada
akting yang wajar dan tekanan intonasi yang tepat.
3.suasana digambarkan dengan mengunakan perlambang.
D.aliran ekspresionisme
Ekspresionisme
adalah seni menyatakan ekspresionisme dalam bentuk drama yang lahir sesudah
masa peperangan dunia I, banyak mendapat pengaruh realisme, bersifat ekstrem atau
lebih menantang, mementaskan khaos dengan kekosongan, hanya sedikit naskah yang
tinggal, sangat berkembang dinegara-negara yang mengalami kehebatan perang dan
revolusi seperti jerman dan rusia.
Ciri-cirinya
-pergantian adegan cepat
-pengunaan pentas yang ekstrim.
Fragmen-fragmen yang filis ( meniru gaya dan cara
film) misalnya layar diproyeksikan seperti filem.
E. drama zaman kini.
Tidak
mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya penyutradaraan, terdapat empat aliran besar
yang dipengaruhi oleh gaya atau aliran terdahulu.
1. Ekspresionisme :thorton wilder, arthur miller.
2. Realisme :jean anouil
3. Puitis
romantik : christoper fry , max
frisch, garcia lorca, T.S.ebot
F. aliran absurd: samuel becket, eugene ionesco,
arthur adamov, friedrich durrentmatt, iwan simatupang, dengan drama sebabaknya yang
berjudul taman.
Aliran absurd ini sangat susah untuk memahaminya
namun dialiran absurd ini banyak mengambarkan tentang orang-orang yang putus
asa dan menunggu yang tidak pasti seperti dinaskah samuel becket yang judulnya
menunggu godot.
makasi banyak infonya bg
BalasHapussangat-sangat dan sangat membantu
Makasih infonya bang
BalasHapusMakasih infonya bang
BalasHapusizin copy
BalasHapusIzin Copas yaa bang..
BalasHapusArtikel yang menarik... semoga terus berkembang.... Saya ingin berbagi article tentang Wawancara dengan Albert Camus (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/08/wawancara-dengan-albert.html
BalasHapus